Mencatat Hari Ini

 Aku terbangun, perasaan aneh itu menyeruak. Was was, kacau sekali. Ada sedikit kekecewaan, aku masih dibangunkan pagi ini. Aku keluar dari persembunyian bernama kamar. Mengulang kegiatan yang sama setiap harinya, kehilangan topeng setiap detiknya. Ada banyak hal yang harus ku tuliskan, tetapi emosiku sulit dikendalikan. Sedikit saja semoga kalian tidak jengah membaca.

Aku tak melakukan apa-apa, semua orang mengamatiku. Tatap mata yang tak ingin aku balas sama sekali. Entah apa itu, aku tidak nyaman. Aku tidak membenci siapa pun. Aku tidak berdebat dengan bagaimana pun. Aku memanipulasi diri sendiri sebagai si kuat. Bahkan lapis terakhir ku hampir koyak. Rasanya menyesakkan. Pikiranku terus mangalir, kadang terbentur. Suara yang tertahan. Jiwa gemetar begitu hebat, hampir sekarat. Orang orang kejam di luar sana. Tingkah aneh yang mewabah.

Apakah aku harus belajar lebih kejam, bahkan gila?

Apa yang mereka tertawakan? Sedangkan aku harus acuh mati matian.

Bagian bumi mana yang harus aku tempati?

Siapa yang mau sukarela menampung manusia seperti ku?

Yang menganggap ku berisik. Bahkan saat aku memilih diam tak bersuara, aku kehilangan diriku. Sampai titik di mana aku ingin sekali menjelaskan semua tanpa diminta, aku semakin kehilangan diriku. Itu salah. Benteng diri yang selama ini aku bangun, akhirnya runtuh. Lalu aku semakin kebingungan, mana lagi yang layak diperlihatkan pada dunia? Bahkan itu terlalu besar. Apa yang mereka pikirkan nyatanya sulit sekali aku pahami. Manusia memang haus akan validasi, semua berlomba lomba untuk diakui. Aturan yang berkembang di lingkungan. Alasan alasan yang dipaksa. Semua orang ingin pembenaran, walaupun jelas itu sebuah kesalahan. Aku berkali kali disikut, hampir terjatuh. Kalian akan berpikir ini mengada ada, tidak spesifik dan juga membingungkan. Jika seperti itu, kalian harus berhenti membaca sekarang. Harusnya aku belajar berkata cukup, paling tidak untuk hari ini. Lalu orang bijak datang dan bicara padaku

"Lewati ini semua, waktu sedang mengunyah habis usiamu. Bahkan sampai kau bosan, mati kebosanan. Sungguh, mati sekarang atau nanti pun tak ada bedanya. Bertahanlah".

Aku mencobanya berkali kali, akhirnya sampai di malam ini. Tidur lagi, mungkin aku masih akan dibangunkan esok hari.

Komentar

  1. Waah menarik... izin nyantumin blog mu di blog ku yaa... kali aja bisa saling berbagi kunjung...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Untuk Sang Tuan

PIKIR IBU

Masih senin. Dan mendadak saya merasa hari sudah buruk saja